Pengaruh
Masase terhadap Produktivitas Hormon Endorphin
pada Atlet Sepak Bola Menjelang Pertandingan
pada Atlet Sepak Bola Menjelang Pertandingan
Proposal
oleh
MOHAMAD HABIBI
NIM 116484002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN
DAN REKREASI
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2013
Pengaruh
Masase terhadap Produktivitas Hormon Endorphin
pada Atlet Sepak Bola Menjelang Pertandingan
pada Atlet Sepak Bola Menjelang Pertandingan
PROPOSAL
Diajukan kepada
Universitas Negeri Surabaya
untuk Memenuhi
Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Ilmu Keolahragaan
Mohamad
Habibi
NIM 116484002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN
DAN REKREASI
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi oleh : Mohamad Habibi
NIM :
116484002
Judul : Pengaruh Masase
terhadap Produktivitas Hormon Endorphin pada Atlet Sepak Bola
Menjelang Pertandingan
Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diajukan ujian proposal.
Surabaya, 9 Nopember 2013.
Pembimbing,
Drs.Purbodjati, M.S. ..........................
NIP.
HALAMAN
PENGESAHAN
Skripsi
oleh : NOVI
ARIFIANTO
NIM : 086464207
|
Dewan Penguji,
1.
.........................................................
2. ..........................................................
3. ..........................................................
Mengesahkan,
Dekan FIK Unesa
Dr. Agus Hariyanto, M.Kes.
NIP. 19670816 199203 1 002
|
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Dr. Nanik Indahwati
NIP.
19700918 199403 2 001
|
SURAT
PERNYATAAN KEORISINILAN MAKALAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Mohamad
Habibi
Tempat ,tanggal lahir :
Mojokerto, 04 Januari
1993
NIM :
116484002
Program studi / angkatan :
S1- Ilmu
Keolahragaan / 2011
Alamat : Ds. Randubango Kec. Mojosari Kab. Mojokerto
Menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa
1.
Makalah
yang diujikan ini benar-benar hasil karya
saya sendiri ( bukan hasil jiplakan baik sebagian atau seluruhnya ).
2.
Apabila
di kemudian hari terbukti bahwa makalah ini
hasil jiplakan, saya akan menanggung resiko diperkarakan oleh Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNESA.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya.
Surabaya, 04 Desember 2013
Yang
menyatakan,
Mohamad Habibi
NIM. 116484002
BAB
1
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Gerak
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bentuk aktivitas
berolahraga, kegiatan berolahraga bermacam-macam baik fungsi maupun tujuannya bergantung
pelakunya. Akan tetapi, pada hakikatnya bahwa kegiatan berolahraga bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan jasmani dari rohani, bahkan melalui kegiatan
berolahraga dapat dipelajari tentang ilmu kesehatan, baik kesehatan
bersifat jasmani maupun rohani.
Hakekat
olahraga adalah setiap kegiatan jasmani yang dilandasi perjuangan menguasai
diri sendiri dan mengatasi orang lain.
Percaya diri adalah sikap positif seorang individu
yang mampu percaya diri (self
confidence) yakni meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri
sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini
termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin
menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya (http://indosdm.com/kamus-kompetensi-percaya-diri-self-confidence,
diakses 26 November 2010 pukul 19.32).
Kepercayaan diri
timbul akibat adanya pribadi yang punya ketenangan. Dan ketenangan sendiri
berasal dari rasa aman dan nyaman dalam hidup. Sesuai dengan apa yang telah
diutarakan oleh psikolog asal Amerika, Abraham Harold Maslow (1908-1970), dalam
rumusannya, yakni “Five F” :
1) Fucking (seks,
hubungan cinta, social)
2) Feeding (santap,
kebutuhan dasar jasmani)
3) Flocking
(sosialisasi, pengakuan social, dan penghargaan)
4) Fighting (serang,
aktualisasi diri)
5) Fleeing
(penyelamatan diri, rasa aman, kenyamanan)
(Dr. Shigeo
Haruyama, 2013, the miracle of endorphin: hal 48—49)
- Rumusan Masalah
Dari
uraian di muka, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
bagaimanakah
pengaruh masase sebagai metode perangsang produktivitas hormon endorphin pada
atlet saat menjelang pertandingan?
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang
masalah di muka maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh
produktivitas endorphin dengan metode masase pada atlet sebagai ukuran tingkat kepercayaan diri dan ketenangan saat menjelang pertandingan. Dan apabila pemain sudah mencapai
ketenangan dan kepercayaan yang tinggi, otomatis dia memunyai daya konsentrasi
tinggi pula. Sehingga dia mampu bermain dengan maksimal.
- Manfaat Penelitian
Dengan terjawabnya masalah dalam penelitian ini
diharapkan akan memberi kontribusi:
1. Bagi analisis
olahraga
2. Bagi dinas pemuda dan olahraga
3. Bagi sport
scientist di Indonesia
4. Bagi
para pelatih
5. Bagi siswa
Sebagai tembahan dan acuan tentang
khasanah ilmu pengetahuan mengenai ilmu keolahragaan.
- Definisi
Operasional, Asumsi dan Batasan Penelitian.
1.
Definisi
Operasional
a.
masase
pemijatan,
pengurutan dan sebagainya pada bagian-bagian tertentu dengan tangan atau
alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagi pengobatan atau untuk
menghilangkan rasa lelah. (Drs. Joesoef Roepajadi. Mpd, 2013, masase
olahraga: hal 1)
Masase (pijat) adalah perlakuan
berupa tekanan pada permukaan tubuh oleh seorang masseur (pemijat) kepada seorang klien atau dapat pula disebut
pasien. Dengan tujuan-tujuan tertentu sesuai kebutuhan yang diharapkan pasien.
Tujuan utama pemberian tekanan tersebut yaitu melancarkan peredaran darah yang
terjadi dalam tubuh. Karena, dengan lancarnya peredaran darah, akan memberi
kemungkinan besar pada sistem fisiologis seseorang dalam keadaan baik. Sehingga
dapat melakukan aktifitas dengan maksimal.
Masase memiliki berbagai macam
jenis, salah satu jenis dari masase yaitu masase olahraga (sport massage). Masase olahraga merupakan masase yang dilakukan
atau diberikan kepada pelaku-pelaku olahraga, yaitu para atlet dalam
cabang-cabang olahraga. Pemberian masase disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan
di lapangan. Terdapat 9 teknik manipulasi pokok yang dapat diberikan pada
tubuh, yaitu effleurage (menggosok), petrissage (menekan), friction (menggerus), shaking (menggoncangkan), tapotement (memukul), walken (menggosok melintang), vibration (menggetarkan), skin rolling (menggulung kulit) serta stroking (mengurut).
Masase olahraga memiliki beberapa
jenis pula menurut fungsinya, yaitu masase olahraga sebagai penambah pemanasan,
dilakukan sebelum memulai aktifitas, masase sebagai penenang dan penstabilan
penampilan, dilakukan selama aktifitas, dan masase sebagai pemulihan, dilakukan
setelah aktifitas. Dengan demikian, masase dapat membantu memaksimalkan
penampilan atlet dalam melakukan aktifitas olahraga, baik sebelum, selama
bahkan setelah melakukan latihan ataupun pertandingan dengan proses pemulihan
kondisi fisik yang baik.
Sementara itu,
Rohman (2003: 1), menjelaskan bahwa pijat olahraga (sports massage) adalah komplek manipulasi yang diterapkan dengan
tangan pada tubuh olahragawan yang sehat dalam keadaan pasif dan relak,
bertujuan membina kondisi fisik untuk menghindari atau meringankan cedera
seminimal mungkin akibat pelatihan olahraga. Tujuan pijat
secara umum adalah meningkatkan kondisi tubuh, memanaskan badan (warming-up) dan membantu mempercepat
proses penyembuhan cedera ringan. Pijat dilakukan dengan pemberian pijat olahraga pada penguluran otot untuk
mempercepat proses pencapaian pulih asal (recovery).
Menurut
Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI (1980/1981: 129), yang paling mengharapkan dan
mengerti sekali akan manfaat masase adalah pemain sepakbola. Mereka
memerlukannya pada waktu mereka sedang berlatih dan ini berhubungan dengan
istirahat, persiapan atau pemanasan, pemulihan. Semua itu dilakukan antara
babak-babak pertandingan dan sesudah pertandingan.
b.
hormone endorphin
salah
satu hormone yang disebut juga hormone kebahagiaan. Dimana selain punya efek analgesic,
hormone ini punya potensi yang berkhasiat luar biasa. Yakni salah satunya ialah
sebagai pemerkuat ketahanan sel-sel
pertahanan tubuh. Selain itu juga berpengaruh positif terhadap daya ingat. (Dr. Shigeo
Haruyama, 2013, the miracle of endorphin).
c.
Kepercayaan Diri
Percaya
diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri “sakti”. Rasa
percaya diri yang tinggi sebenarnya
hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu terseut
dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa ia bisa
karena didukung oleh pengalaman, potensi actual, prestasi serta harapan yang
realistic terhadap diri. (http//:e-psikologi.com,
akses pada :
20 oktober
2013).
2.
Asumsi
Sesuai
dengan penelitian dalam rumusan masalah yang dikemukakan, maka terdapat asumsi
bahwa anggota sampel adalah mahasiswa FIK UNESA yang ikut UKM SEPAK BOLA berumuran 19-21
tahun yang memiliki kemampuan.
3.
Batasan
Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut: Lingkup penelitian ini hanya untuk mengetahui
pengaruh membandingkan tingkat kepercayaan diri sampel yang telah
dimasase
dan kepercayaan diri
sampel yang tidak dimasase menjelang pertandingan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Masase
pemijatan, pengurutan dan sebagainya
pada bagian-bagian tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk
melancarkan peredaran darah sebagi pengobatan atau untuk menghilangkan rasa
lelah.
(Drs. Joesoef
Roepajadi. Mpd, 2013, masase olahraga: hal 1)
- Hormon
Endorphin
1.
Pengertian hormone endorphin
salah
satu hormone yang disebut juga hormone kebahagiaan. Dimana selain punya efek analgesic,
hormone ini punya potensi yang berkhasiat luar biasa. Yakni salah satunya ialah
sebagai pemerkuat ketahanan sel-sel
pertahanan tubuh. Selain itu juga berpengaruh positif terhadap daya ingat. (Dr. Shigeo Haruyama,
2013, the miracle of endorphin).
A. Hipotesis
Hipotesis dalam
penelitian ini yaitu, pemberian masase lokal pada ekstremitas bawah sebagai
pemulihan pasif dapat mempercepat pemulihan tubuh dalam kekuatan
otot tungkai.
Dengan
hipotesis statistik sebagai berikut :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
dan Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif, sedangkan
desainnya menggunakan penelitian non eksperimen dengan menggunakan desain
komparatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk membandingkan suatu kelompok
dengan kelompok lain, berikut ini merupakan bentuk desain penelitiannya.
Mahasiswa yang tidak mengikuti ekstrakuriuler
sepakbola (kelompok X1)
|
Mahasiswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola
(kelompok X2)
|
|
|
B.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Lapangan sepakbola bina amora Gresik. Waktu pengambilan data
tidak dibatasi selama memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data maka selama
kegiatan ekstrakurikuler sepakbola.
C.
Populasi
dan Sampel
Subjek populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan, adapun jumlah siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler 35 siswa.
Menurut Maksum (2007:31),
“populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang dimasukkan untuk diteliti
dan yang nantinya akan dikenai generalisasi”. Sedangkan kecil individu atau objek
yang dijadikan wakil dalam penelitian disebut sampel”.
Menurut Arikunto (1993:103),
disebutkan bahwa populasi keseluruhan subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
jurusan ilmu keolahragaan yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola yang hanya
berjumlah 35 siswa. Oleh karena jumlah mahasiswa lebih dari 70, maka sampel
penelitian diambil 50%. Teknik pengambilan sampel meggunakan random sampling
karena sampel diberiakan peluang yang sama bagi individu menjadi anggota
populasi untuk dipilih anggota sampel. Yaitu yang mengikuti ekstrakurikuler
sepakbola.
D.
Instrumen
Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sisrematis (Arikunto. 1993:1134). Dalam penelitian ii alat atau instrument yang
digunakan adalah angket. Angket tersebut digunakan untuk mengukur kepercayaan
diri (skala sikap) adalah sejumlah daftar pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu
objek sikap yang harus dijawab oleh individu dalam bentuk self-report. Angket
kepercayaan diri dari Aditya Prasetyo Winarno 2008 yang telah di ujicobakan dan mempunyai tingkat
reliabilitas R= 0,981 untuk n sebanyak 32 soal. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam lampiran.
E.
Prosedur
Penelitian
Dalam penelitian ini untuk
sampel yang akan diberikan adalah sampel mahasiswa yang akan dilakukan
pemberian angket dalam penelitian ini:
a. Mengajukan
permohonan penelitian yang diajukan kepada pimpinan perguruan karate yang telah
ditandatangani oleh Dekan FIK Unesa.
b. Menghubungi
pihak pimpinan ekstrakulikuler sepakbola jurusan ilmu kolahragaan FIK Unesa dan
menyerahkan surat izin penelitian dari FIK Unesa.
c. Menyiapkan
awal penelitian, setelah menyiapkan awal penelitian sudah dilakukan,
selanjutnya peneliti memberi surat izin pada Dekan FIK Unesa.
d. Membuat
daftar nama yang telah ditetapkan menjadi sampel.
e. Memberi
informasi pelaksanaan penelitian cara pengisian angket.
Pelaksanaan
Penelitian
1. Persiapan
Penelitian
Sebelum angket dibagikan, siswa di
absen terlebih dahulu, kemudian di beri penjelasan tentang pengisiannya.
2. Pelaksanaan
Tes Penelitian
a. Tujuan : untuk mengukur rasa
kepercayaan diri
b. Peralatan : lembar angket, alat tulis
c. Petugas : satu orang dokumentasi, satu
orang pengawas
d. Pelaksanaan :
1. Peneliti
menjelaskan tujuan penelitian dan alasan untuk penelitian
2. Menyebarkan
angket dan alat tulis
3. Membaca
petunjuk pengisian
4. Memberikan
waktu 25 menit untuk mengisi angket
F.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisia data dalam
penelitian in adalah menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
rumus statistic yang digunakan oleh peneliti aalah metode perskalaan yang
menggunakan distribusi respon sebagai dasar persatuan nilai (Maksum,2006:60).
Dan penelitian angket sebagai berikut:
Pilihan
jawaban soal positif (+)
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak
pernah
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Pilihan
jawaban soal negative (-)
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak
Pernah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
T-Test
adalah suatu teknik stetistik yang dipergunakan untuk mengji signifikasi
perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Ada dua jenis
T-Tast yaitu untuk sampel yang berbeda
Rumus: “uji-t sampel berbeda” untuk
mahasiswa extrakurikuler sebagai berikut
Keterangan
T :
Uji beda
X1 :Mean
rata-rata yang mengikuti ekstrakurikuler Karate
X2 :Mean
rata-rata yang sebelumnya mengikuti ekstrakurikuler karate
S2 :Varian populasi
N1 :Jumlah individu pada sampel 1
N2 :Jumlah individu pada sampel 2
“S :Dihitung
dengan rumus
Keterangan:
S2 :Variasi populasi
∑X12 :Jumlah dari masing-masing X1
yang dikuadratkan
∑X12 :Jumlah dari masing-masing X2
yang dikuadratkan
∑(X1)2 :Jumlah X1 dikuadratkan
∑(X2)2 :Jumlah X2 dikuadratkan
N1 :Jumlah sampel 1
N2 :Jumlah sampel 2
(Martini,2005:39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar