Tugas Makalah Filsafat Ilmu
Keolahragaan
Olahraga Tubuh (Tubuh Sebagai Objek)
MAKALAH
MOHAMAD HABIBI
116484002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PROGRAM STUDI S1 ILMU
KEOLAHRAGAAN
2013
Tugas Makalah Filsafat Ilmu
Keolahragaan
Olahraga Tubuh (Tubuh Sebagai Objek)
MAKALAH
Diajukan kepada
Dosen Filsafat
Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu
Keolahragaan
Universitas
Negeri Surabaya
Bapak Made Pramono S.S., M.Hum.
Untuk memenuhi
syarat perkulihaan berupa tugas makalah.
MOHAMAD HABIBI
116484002
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN
KESEHATAN DAN REKREASI
PROGRAM STUDI S-1 ILMU
KEOLAHRAGAAN
HALAMAN PERSETUJUAN
Makalah oleh : Mohamad Habibi
|
Judul :
Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat dalam
penyelesaian tugas
Makalah.
Surabaya, September 2013
Pembimbing,
Made Pramono S.S., M.Hum.
.....................................
NIP:
1974 1205 1999 0310 05
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah oleh : MOHAMAD
HABIBI
|
Judul :
Dosen Penguji,
1.
.........................................................
Mengesahkan,
HALAMAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Niat x Do’a x Usaha2 = Sukses√3
1. Sukses untuk diri sendiri
2. Sukses untuk kedua orang tua
3. Sukses untuk semua orang di
sekitarku
***
Makalah
ini ku persembahkan untuk:
v
Orang tuaku yang
telah membesarkanku,
membimbing, dan selalu memberikan dukungan sepenuhnya untuk meraih cita-cita.
v
Adikku yang selalu memberikan dukungan sepenuhnya untuk menyeleseikan kuliah.
Dengan do’a yang selalu mengiringi langkahku. Semoga Allah Swt selalu melindungi dan menyayanginya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulisan makalah
yang berjudul “Tugas Makalah Filsafat Ilmu
Keolahragaan, {Olahraga Tubuh (Tubuh Sebagai Objek)}” dapat
terselesaikan.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, tidak lupa diucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah
membantu, baik secara
material maupun secara intelektual. Maka dari
itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Made Pramono S.S.,
M.Hum. selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan sehingga penulis bisa melakukan
penelitian dan menyelesaikan
makalah ini.
2.
Seluruh dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
3.
Orang
tua dan saudaraku
yang telah
memberikan dukungan baik secara material
dan spiritual.
4.
Semua teman-teman dikampus, kos yang telah membantu dan
menjadi
tempat bertukar pendapat.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan semoga amal baik
yang diberikan
kepada penulis oleh semua pihak akan mendapat balasan dari
Allah SWT, Amin.
Surabaya,
September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
No. Halaman
1. HalamanJudul.............................................................................................. i
2. HalamanPersetujuan..................................................................................... ii
3. Halaman
Pengesahan................................................................................... iii
4. Surat
Keorisinilan makalah.......................................................................... iv
5. Halaman
Motto dan persembahan............................................................... v
6. Kata
Pengantar............................................................................................. vi
7. Daftar
Isi .................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1
A.
Latar Belakang..........................................................................
1
B.
Rumusan Masalah..................................................................... 2
C.
Tujuan Penelitian....................................................................... 2
D.
Manfaat Penelitian.................................................................... 2
E.
Definisi istilah........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4
A.
Pengertian Olahraga.................................................................. 4
B.
Tubuh
Sebagai Objek................................................................
5
C.
Tubuh
Sebagai Objek Dalam Olahraga..................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................... 9
A.
Simpulan................................................................................... 9
B.
Saran......................................................................................... 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga menyehatkan! Inilah
ungkapan masyarakat. Olahraga mencakup segala kegiatan
manusia yangditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya,
cita-citanasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.Olahraga
adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atauusaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggotamasyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/
pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh
rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. (MenporaMaladi,http://id.scribd.com/doc/58752788/PENGERTIAN-OLAHRAGA.16/0913).Olahraga
adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencanauntuk memelihara gerak
(mempertahankan hidup) dan meningkatkankemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup). merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik,
dan tubuh sebagai objek dalam melakukan olahraga artinyasebagai alat untuk
memelihara dan membina kesehatan,pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
rohani dan sosial. Struktur anatomis–anthropometrisdan fungsi fisiologisnya,
stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnyamaupun kemampuannya
bersosialisasi dengan lingkungannya nyata. Seperti dalam
arti universal, yakni “MEN SANA IN CORPORE SANO” dalam badan yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Arti yang
tersirat : “ORANDUM EST UT SIT MEN SANA IN CORPORE SANO” melalui olahraga diharapkan dapat ditimbulkan
jiwa yang sehat dalam tubuh yang kuat sebagai objeknya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah:
1.
Bagaimana pengaruh tubuh
sebagai objek dalam berolahraga?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan arti dari tubuh sebagai objek dan hubungannya
dengan kegiatan olahraga.
D.
Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini akan
memberikan sumbangan dalam rangka evaluasi pendeskripsian tubuh sebagai objek
dalam lingkup olahraga.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan
penelitian bagi khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi Jurusan ilmu
keolahragaan tentang pendeskripsian arti tubuh sebagai objek yang sesungguhnya dalam
lingkup ilmu filsafat olahraga, dan kegunaannya.
2. Manfaat Praktis
Sebagai penghubung antara
ilmu filsafat terdahuku dengan teori-teori ilmu yang berkembang sekarang. Terutama
dalam hal menggali arti tubuh sebagai objek dalamm lingkup olahraga.
a.
Manfaat Peneliti
Sebagai
calon sport scientist dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam
dunia olahraga. Baik secara ilmu kinematis yang
berpengaruh, ilmu psikologinya maupun filsafat yang terdahulu tentang
tubuh sebagai objek dalam hal olahraga. Sehingga nantinya dapat sebagai
petunjuk dalam memberikan materi maupun praktek yang benar.
·
Manfaat pendidikan
Sebagai bahan untuk mengetahui
ilmu-ilmu yang berkembang dari teori-teori yang terdahulu dan berkembang hingga
sekarang. Terutama dalam hal pengetahuan
tentang tubuh sebagai objek untuk berolahraga.
·
Manfaat Lembaga
E. Definisi Istilah
·
Olahraga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Olahraga
Ilmu Olahraga, kesadaran, dasar
filosofis.Kesadaran bahwa olahraga merupakan ilmu secara internasional
mulaimuncul pertengahan abad 20, dan di Indonesia secara resmi dibakukan
melaluideklarasi ilmu olahraga tahun 1998. Beberapa akademisi dan masyarakat
awammemang masih pesimis terhadap eksistensi ilmu olahraga, khususnya
diIndonesia, terutama dengan melihat kajian dan wacana akademis yang
masihsangat terbatas dan kurang integral. Namun sebagai suatu ilmu baru yang diakuisecara
luas, ilmu olahraga berkembang seiring kompleksitas permasalahan yangada dengan
ketertarikan-ketertarikan ilmiah yang mulai bergairah menunjukkaneksistensi
ilmu baru ini ke arah kemapanan.Filsafat, dalam hal ini dianggap memiliki
tanggung jawab penting dalammempersatukan berbagai kajian ilmu untuk dirumuskan
secara padu danmengakar menuju ilmu olahraga dalam tiga dimensi ilmiahnya
(ontologi,epistemologi dan aksiologi) yang kokoh dan sejajar dengan ilmu lain.
Ontologimembahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain
merupakan pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologi dari ilmu
berhubungandengan materi yang menjadi obyek penelaahan ilmu, ciri-ciri esensial
obyek ituyang berlaku umum. Ontologi berperan dalam perbincangan mengenai pengembangan
ilmu, asumsi dasar ilmu dan konsekuensinya pada penerapanilmu. Ontologi
merupakan sarana ilmiah untuk menemukan jalan penangananmasalah secara ilmiah
(Van Peursen, 1985: 32). Dalam hal ini ontologi berperandalam proses konsistensi
ekstensif dan intensif dalam pengembangan ilmu.Epistemologi membahas secara
mendalam segenap proses yang terlibatdalam usaha untuk memperoleh pengetahuan.
Ini terutama berkaitan denganmetode keilmuan dan sistematika isi ilmu. Metode
keilmuan merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran,
pola kerja, cara teknis, dantata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan yangtelah ada. Sedangkan sistimatisasi isi ilmu dalam hal ini
berkaitan dengan batang139tubuh ilmu, di mana peta dasar dan pengembangan ilmu
pokok dan ilmu cabangdibahas di sini.Aksiologi ilmu membahas tentang manfaat
yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatnya.
(Penulis adalah dosen Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya : made pramono,(http://www.academia.edu/1224192/DASAR_DASAR_FILOSOFIS_ILMU_OLAHRAGA
2013).
B.
Tubuh Sebagai Objek
Objek
adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, dengan demikian objek merupakan
sesuatu yang akan diamati, diteliti dan dipelajari serta dibahas sebagai kajian
inti. Dalam penjabarannya objek tersebut terdiri dari objek material dan objek
formal.(Kencana Inu syafiie.djadja Saefullah, pengantar filsafat/15-07-04/Retika ADITAMA). Akar Eksistensi Olahraga, sebagaimana yang
dikatakan Richard Scaht (1998: 124), sepertihalnya sex, terlalu penting untuk
dikacaukan dengan tema lain. Ini tidak hanyatentang latihan demi kesehatan.
Tidak hanya permainan untuk hiburan, ataumenghabiskan waktu luang, atau untuk
kombinasi dari maksud sosial danrekreasional. Olahraga adalah aktivitas yang
memiliki akar eksistensi ontologissangat alami, yang dapat diamati sejak bayi
dalam kandungan sampai dengan bentuk-bentuk gerakan terlatih.Olahraga juga
adalah permainan, senada dengan eksistensi manusiawisebagai makhluk bermain
(homo ludens-nya Huizinga). Olahraga adalahtontonan, yang memiliki akar sejarah
yang panjang, sejak jaman Yunani Kunodengan arete,
agon, pentathlon sampai denganOlympic
Gamesdi masa modern,di mana dalam sejarahnya, perang dan damai selalu
mengawal peristiwakeolahragaan itu. Olahraga adalah fenomena multi dimensi,
sepertihalnyamanusia itu sendiri.Mitos dan agama Yunani awal menampilkan suatu
pandangan dunia yangmembantu perkembangan kesalinghubungan intrinsik antara
makna olahraga dan budaya dasar. Keduanya juga merefleksikan kondisi
terbatas dari eksistensikeduniaan, dan bukan sebagai kerajaan transenden dari
pembebasan. Nuansakeduniawian tampak pula pada ekspresi naratif tentang
kehidupan, rentang luas pengalaman manusiawi, situasionalnya dan suka
dukanya. Manifestasi kesakralanterwujud dalam prestasi dan kekuasaan duniawi,
kecantikan visual dan campurandari daya persaingan mempengaruhi situasi
kemanusiaan (Hatab, 1998: 98).
Jurnal
Filsafat, Agustus 2003, Jilid 34, Nomor 2. 140Budaya Yunani Kuno juga
sepenuhnya bersifatagon, persaingan.
Puisi- puisi Homer dan Hesiod menampilkan diri sebagai konflik diantara
daya-daya persaingan. Wajah realitas Yunani Kuno juga mewujud dalam daya-daya persaingan
ini: atletik, keindahan fisik, kerajinan tangan, seni-seni visual,nyanyian,
tarian, drama dan retorika (Crowell, 1998: 7).Signifikansiagondapat lebih dipahami dari pandangan
tentang idealkepahlawanan. DalamIliad -nya Homer, keberadaan manusia
secara esensialadalahmortal dan
terarah pada takdir negatif melampaui kendali manusia.Kematian dapat mencapai
kompensasi istimewa: keduniawian, kejayaan dankemasyhuran melalui pengambilan
resiko dan pengkonfrontasian kematian padamedan perang, melalui pengujian
keberanian manusia melawan satria lain dankekuatan nasib. Hal terpenting di
sini adalah bahwa makna keutamaan terhubungdengan batas-batas dan resiko. Dapat
digeneralisir – dalamIliad itu – bahwatanpa kemungkinan untuk kalah atau
gagal, kemenangan atau keberhasilan tak akan berarti apa-apa (Hatab, 1998:
98).Atletik (olahraga, dalam tulisan ini kadang-kadang disebut dengan
atletik untuk kepentingan penyesuaian konteks) berperan penting dalam
dunia YunaniKuno. Kata atletik berarti konflik atau perjuangan, dan dapat
secara langsungdiasosiasikan dengan persaingan, di mana kompetisi di
tengah-tengah kondisiketerbatasan mambangkitkan makna dan keutamaan. Apa yang
membedakankontes atletik dari hal-hal lain dalam budaya Yunani adalah bahwa
atletik menampilkan dan mengkonsentrasikan elemen-elemen duiniawi
dalam penampilan fisik dan keahlian, keindahan tubuh, dan hal-hal khusus
dari tontonandramatis (Hatab, 1998: 99).Kontes atletik, seperti yang tampak
dalam Iliad, menunjukkan penghargaanyang tinggi masyarakat Yunani terhadap
olahraga yang terrepresentasikansebagai semacam ritual agama dan terorganisir
dalam mana kompetisi-kompetisifisik ditampilkan sebagai analogmimetic(secara
menghibur) dari penjelasanagama – baik tentang nasib dan kepahlawanan – dan sebagai
penjelmaan rincisignifikansi kulturalagon.Sekarang,
signifikansi olahraga menurun di dunia Yunani, justru dengandatangnya
statemen-statemen filsafat sebagai kompetitor kultural. Nilai pentingdari tubuh
dan aksi secara bertahap dikalahkan oleh tekanan pada pikiran danrefleksi
intelektual. Ketertarikan terhadap transendensi spiritual dan tertib
alammenggeser pengaruh mitos-mitos dan religi seperti dijelaskan di atas.
MeskipunPlato dan Aristoteles mengusung nilai penting latihan fisik dalam
pendidikan,namun mereka memulai sebuah revolusi intelektual yang meremehkan
nilai penting kultural keolahragaan – “remeh” justru karena keterkaitan
erat olahragadengan tubuh, aksi, perjuangan, kompetisi dan prestasi kemenangan
(Hatab,1998: 99).
C.
Tubuh Sebagai Objek Dalam Olahraga
Dalam
hal objek dalam berolahraga. Tubuh mendapatkan peran yang sangat penting. Yakni
sebagai objek untuk penelitian sport science. Berupa penelitian demi
mendapatkan fakta-fakta yang tersirat dalam olahraga.
Karena
tubuh bisa dikaitkan menjadi objek formal ilmu filsafat. Dan objek formal itu
sendiri adalah pusat perhatian yang
biasa disebut focus of interest, karena setiap disiplin
ilmu mempunyai objek formal yang khas. Dimana didalamnya akan membahas kebenaran,
kebaikan, dan keindahan secara berdialektika. (Kencana Inu syafiie. djadja
Saefullah, pengantar filsafat/15-07-04/Retika
ADITAMA) Baik dari organ dalam maupun tubuh
bagian luar, demi mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa diterapkan dalam hal
pencapaian prestasi maupun pendidikan.
Begitupun
untuk estetika, kendatipun tubuh sebagai objek formal olahraga adalah gerakan,
tetapi yang dimaksud adalah keindahan gerakan, keindahan bentuk, oleh karena
itulah kebenaran, kebaikan dan keindahan sebagai objek formal logika, estetika
dan etika sebagai unsur filsafatnya. (Kencana Inu syafiie. djadja Saefullah, pengantar filsafat/15-07-04/Retika ADITAMA)Dan
dalam hal perkembangan itu sendiri tidak akan pernah ada kata akhir. Dan akan
terus berkembang sesuai perkembangan zaman.
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab 2tubuh
sebagai objek dalam filosofi olahraga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Ilmu olahraga
berkembang seiring kompleksitas permasalahan yangada dengan ketertarikan-ketertarikan
ilmiah yang mulai bergairah menunjukkaneksistensi ilmu baru ini ke arah
kemapanan.
2)
Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, dengan
demikian objek merupakan sesuatu yang akan diamati, diteliti dan dipelajari
serta dibahas sebagai kajian inti. Dalam penjabarannya objek tersebut terdiri
dari objek material dan objek formal.
3)
tubuh sebagai objek formal olahraga adalah gerakan,
tetapi yang dimaksud adalah keindahan gerakan, keindahan bentuk, oleh karena
itulah kebenaran, kebaikan dan keindahan sebagai objek formal logika, estetika
dan etika sebagai unsur filsafatnya.
B.
Saran
Berdasar hasil pembahasan
secara keseluruhan yang tertulis diatas maka diberikan saran untuk memperbaiki Mengubah pemikiran dan estetika maupun etika dalam
penelitian tentang keterkaitannya tubuh sebagai objek dalam lingkup olahraga.
Dan semoga catatan di atas mampu dan berguna bagi kita selaku penulis dan para
pembaca. Juga tak lupa dukungan saran dan kritikan dari para pembaca. Guna
melengkapi informasi dan lebih mengembangkan lagi ilmu pengetahuan.
Kencana Inu Syafiie, Djadja Saefullah.
2004. Pengantar filsafat (buku). REFIKA ADITAMA. di rujuk : Surabaya, 24 September 2013).
KURNIAWAN, FAIDILLAH di FILSAFAT
OLAHRAGA/notepad (online).
(http://latihan/konsentrasi/umum/wikipedia/ensiklopedia.htm. diakses:
Surabaya19September 2013).
Pramono, made (dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Surabaya):
(http://www.academia.edu/1224192/DASAR_DASAR_FILOSOFIS_ILMU
OLAHRAGA 2013), di akses: Surabaya, 19September 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar